Kamis, 30 Desember 2010

2 TAHUN SUDAH BERLALU.KABUPATEN PALING BONTOT DI RIAU ITU BERDIRI TEGAK

PERINGATI DUA TAHUN TERBENTUKNYA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
Oleh : Helfandi,SE,M.Si
Walaupun Perda tentang hari jadi Kabupaten Kepulauan Meranti belum ada, namun pelaksanaan acara Memperingati 2 tahun Detik – detik Pengesahan RUU Pemekaran Kabupaten Kepulauan Meranti yang bertepatan pada tanggal 19 Desember 2010 pukul 15.15 WIB di Taman Cik Puan Selatpanjang berlangsung meriah dan khidmat , yang dihadiri oleh para pejabat penting, tokoh – tokoh pejuang dan masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti . Sejarah telah mencatat bahwa Kabupaten Kepulauan Meranti saat ini telah berusia 2 tahun . Dalam perjalanan perjuangan pemekaran kabupaten termuda di Propinsi Riau ini telah pernah dilakukan pada tahun 1957 , namun perjuangan saat itu belum berhasil .
Akan tetapi semangat perjuangan itu tidak pernah surut , dan dilakukan kembali oleh generasi berikutnya , tepat pada tahun 2008 melalui sidang paripurna DPR RI di Gedung Senayan Jakarta pada tanggal 19 Desember 2008 pukul 15.15. WIB yang lalu , baru impian masyarakat dan para pejuang terwujud sehingga lahirnya Kabupaten Kepulauan Meranti dengan beribukota di Selatpanjang .

Selanjutnya Pembentukan Pemekaran Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi sebuah Undang – Undang yaitu UU No. 12 Tahun 2009 . Dan tepat pada bulan Mei 2009 Kabupaten Kepulauan Meranti diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI di Jakarta dengan Penjabat Bupatinya Drs.H. Syamsuar,M.Si. Selanjutynya berdasarkan hasil Pemilu Kada Kabupaten Kepulauan Meranti , tepat pada hari Jumat tanggal 30 Juli 2010 Gubernur Riau ( H.M. Rusli Zainal ) atasnama Presiden RI melantik Drs. Irwan, M. Si sebagai Bupati dan Drs.H. Masrul Kasmy,M.Si Wakil Bupati Kepulauan Meranti masa Jabatan 2010-2015 yang merupakan Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah defenitif pertama.

Apabila kita mereview kebelakang dan mendengar serta melihat langsung perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang yang notabenenya dapat dikatakan sebagai pelaku sejarah , bahwa pemekaran Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan perjuangan yang panjang , bukan dengan cara yang mudah, banyak yang dikorbankan , mulai dari harta , pendanaan /uang , waktu yang panjang , tenaga , pikiran dan bukan tidak ada yang mempertaruhkan , jabatan dan pekerjaan sehingga ianya lahir menjadi sebuah kabupaten. Dan ianya lahir ibarat seorang bayi , butuh dokter dan bidan yang banyak sampai generasi ke 4 ( pejuang sekarang ) baru bayi itu melahirkan yang tidak prematur . Bayi itu sudah besar dikandungan , sehingga begitu lahir dan dia bisa berjalan sendiri tanpa harus ditatih -tatih. Begitu juga dengan Kabupaten Kepulauan Meranti yang saat ini , bahwa dengan didukung dengan Sumber Daya Alam yang belum dimanfaatkan secara optimal dan didukung dengan Sumber Daya Manusia Putra - Putri Kepulauan Meranti di berbagai Instansi Pemerintah , kalangan akademisi yang berpengalaman di dalam dan diluar Provinsi Riau , kita harus yakin dan percaya bahwa kita sudah bisa berjalan sendiri dan bisa membangun Kabupaten ini dengan sekuat tenaga agar tidak tidak terjadi ketertinggalan disegala bidang setelah kita menjadi daerah otonom baru.
Seperti kata mutiara Tiongkok " Keputusan tepat datang setelah pengalaman yang berasal dari keputusan tidak tepat " . Dapat kita simpulkan bahwa , tidak penting berapa kali kita dulu gagal atau berapa kali kita jatuh dalam perjuangan . Tetapi yang terpenting adalah berbuat sekarang dan mengambil manfaat dari setiap kegagalan yang menimpa sebelumnya dalam perjuangan Kepulauan Meranti . Kegagalan masa lalu adalah harta karun yang mengandung hikmah dan kekuatan.Kita harus belajar dari setiap kegagalan yang pernah dialami oleh pejuang terdahulu . Jangan jadikan kegagalan seperti papan yang tertulis kata "berhenti" . Mulailah melakukan dengan perbuatan dan aksi.
Setidaknya masyarakat Kepulauan Meranti dan umumnya Riau saat ini bisa melihat capaian 2 tahun Kabupaten Kepulauan Meranti dalam hal pendanaan Pembangunan Daerah , dimana pada tahun 2010 saja APBD murni saja 300 ratusan miliar , setelah Perubahan APBD 2010 sekitar 400 ratusan miliar , dan pada RAPBD TA 2011 ditargetkan mencapai angka 800- 950 ratusan miliar. Program pembangunan yang dilaksanakan oleh duet BERIRAMA ini pada umumnya mendapat respon positif bagi masyarakat yaitu Program Merangkai Pulau yang bertujuan untuk membuka keterisolasian daerah , dengan terbuka isolasi daerah diberbagai pulau maka nantinya ekonomi masyarakat akan terangkat dan berkembang , jika ekonomi masyarakat sudah terangkat dari keterpurukan otomatis masyarakat akan menuju kesejahteraan.

Banyak harapan masyarakat terhadap duet kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Defenitif Pertama ini untuk Kabupaten Kepulauan Meranti , berharap agar maju dan berkembang kedepan setelah pemekaran ini. Beberapa pihak banyak memprediksi dan menduga jika Kepulauan Meranti dipisahkan dari Kabupaten Induk ( Bengkalis ) APBDnya tidak seberapa , pembangunan akan berjalan ditempat , masyarakat akan mengalami kemiskinan dan akan kelaparan tetap makan sagu .

Sangkaan beberapa pihak tertentu itu merupakan cambuk, motivasi bagi Pemda dan masyarakat Kepulauan Meranti kedepan agar daerah yang baru dimekarkan ini tidak mengalami mimpi buruk tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Ibrahim Al- fiqqi ( Seorang Motivator Internasional / ahli ilmu saraf / ilmu psiko - sugesti , doktor dalam ilmu metafisika dan juga pendiri ilmu energi manusia ) bahwa Motivasi adalah motor penggerak perinanlaku manusia . Ketika kita memiliki motivasi dan dorongan psikis , kita mempunya semangat dan kekuatan lebih dari kesadaran kita akan lebih baik , sebaliknya jika keyakinan minim , maka kita tidak mempunyai kekuatan . Begitu pula semangat seluruh stakeholders yang ada dinegeri ini , untuk mengisi pembangu Kabupaten Kepulauan Meranti perlu dorongan dan keyakinan yang kuat bahwa kita pasti bisa , seperti dalam QS. Ar- Raad : 11 ( Allah tidak akan mengubah nasib / keadaan suatu kaum , kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya "




RATUSAN PETANI SAGU TERANCAM MUSNAH DARI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI


Rumbia atau disebut juga (pohon) sagu adalah nama sejenis palm penghasil pati sagu. Nama-nama lainnya di pelbagai daerah di Sumatra dan Sulawesi adalah rumbieu, rembie, rembi, rembiau, rambia, hambia, humbia, lumbia, rombia, rumpia. Juga ripia, lipia, lepia, lapia, lapaia, hula atau huda (pada berbagai bahasa di Maluku); ambulung, bulung, bulu, tembulu dan lain-lain.Dalam aneka bahasa asing dikenal sebagai sagu (Vietnam), sakhu (Thailand), sa:khu’u (Laos), dan Sago Palm (Ingg.). Sementara nama ilmiahnya adalah Metroxylon sagu.
Pertumbuhan Pohon Rumbia berkembang melalui beranak , ia berkembang seperti anak pisang dan rumbia juga berbunga serta berbuah (monocarpic).Karangan bunga bentuk tongkol, panjang hingga 5 m. Berumah satu (monoesis), bunga rumbia berbau kurang enak.Ekologi dan penyebaran Rumbia menyukai tumbuh di rawa-rawa air tawar, aliran sungai dan tanah bencah lainnya, di lingkungan hutan-hutan dataran rendah sampai pada ketinggian sekitar 700 m dpl.Pada wilayah-wilayah yang sesuai, rumbia dapat membentuk kebun atau hutan sagu yang luas.Diperkirakan berasal dari Maluku dan Papua, sejak lama rumbia telah menyebar ke seluruh kepulauan Nusantara, yakni pulau-pulau Sunda Besar, Sumatra, Semenanjung Malaya, dan tak terkecuali di Filipina.

Daun dari pohon yang muda dipanen untuk membuat atap. Dari empulur batangnya dihasilkan tepung sagu, yang merupakan sumber karbohidrat penting bagi warga kepulauan di bagian timur Nusantara. Berbagai jenis makanan pokok dan kue-kue yang dapat dibuat orang dari tepung sagu ini. Sagu dipanen tatkala kuncup bunga (mayang) telah keluar, namun belum mekar sepenuhnya. Umur panenan ini bervariasi menurut jenis kultivarnya, yang tercepat kira-kira pada usia 6 - 8 tahun sudah bisa dipanen ( ditebang untuk dijadikan sagu ) .Daun tua dari pohon yang masih muda merupakan bahan atap yang baik; Umbutnya, dan juga buahnya yang seperti salak, dimakan orang. Buah ini memiliki rasa kelat manis , sehingga untuk menghilangkan kelatnya itu , maka buah rumbia bisa direndam dulu beberapa hari sebelum dikonsumsi.


Khusus di Kepulauan Meranti Provinsi Riau pada masa lalu dan bahkan sampai saat ini rumbia dibudidayakan oleh masyarakat sebagai sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat , dan saat ini bisa dikatakan potensi unggulan daerah selain dari karet dan kelapa .Diwilayah Kabupaten Kepulauan Meranti potensi daerah penghasil sagu adalah Pulau Tebing Tinggi ( Kecamatan Tebing Tinggi dan Tebing TInggi Barat ) , dan Pulau Padang & Pulau Merbau ( Kecamatan Merbau ) . Ditambah lagi di Pulau Rangsang dan Pulau Topang . Tapi yang lebih Dominan Penghasil Sagu itu berada di Kecamatan Tebing Tinggi dan Kecamatan Merbau . Untuk membudidayakan rumbia sebagai penghasilan utama masyarakat dapat dikalkulasikan bahwa 1 ( satu ) hektar ) oleh petani bisa ditanam 140 batang / pohon jika sampai usia panin 8 tahun bisa mencapai 200 - 250 batang / pohon karena dia beranak / berkembang terus dan menyebar keseluruh tanah garapan . Pada usia 1- 5 tahun perawatan dilakukan minimal 1 tahun 2 kali untuk melakukan pembersihan , jika ada yang mati perlu dilakukan penyisipan (penanaman kembali ) abot ( anak rumbia ) . Jika sudah melebihi 5 tahun ( sudah punggung gajah ) kemungkinan mati bisa diminimalisir karena sudah jauh dari gangguan hama ( buak ) dan binatang seperti babi dapat menggali anak rumbia dan kera yang bisa memakan umbut anak rumbia . Perkebunan Rumbia ini juga harus ada hutan penyanggah yang berfungsi sebagai resapan air , karena tanaman rumbia tidak bisa ditanah yang kering.


Dari segi keuntungan atau nilai ekonomis saat ini saja , harga batang sagu rumbia panjang 8-9 meter berkisar 280 ribu hingga 300 ribu perbatang jika x 200 batang / perherktar = Rp. 60 juta perhektar selama 8 tahun , pada tahun ke 9 kita bisa memanen lagi setahun bisa 2 kali dengan tebang pilih kita masih bisa mendapat kisaran keuntungan yang sama . Agar pertumbuhan rumbia sagu tetap subu dan bersagu atau menegeluarkan batang /pohon yang banyak , maka petani biasanya akan memanen pada tahun ke 11 , pada tahun ke 11 ini 1 hektar bisa mencapai 350 batang , karena pertumbuhan anak rumbia akan merata pada lahan garapan tersebut. Bisa kita hitung sendiri berapa keuntungan yang kita dapat , andaikata masyarakat memiliki 10 hektar kebun Rumbia ( Sagu ) bisa dinikmati hasilnya sampai keanak cucu.
Dalam mewujudkan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai pusat kawasan salah satu kota niaga terpenting di Indonesia , Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti beserta stakeholder yang ada salah satunya akan lebih baik memanfaatkan potensi produk unggulan negeri melalui pengembangan industri hilir sagu dan penambahan lahan perkebunan sagu untuk masyarakat . Dapat kita lihat selama ini , bahan baku yang ada seperti sagu basah dan sagu kering produk Kabupaten Kepulauan Meranti banyak diexpor ke Pulau Jawa dan Negara Tetangga Malaysia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar