Senin, 11 Januari 2010

haul ke 33 di desa mengkirau,Di jadikan banyak balon untuk lapor muka




Sisi Lain Pelaksanaan Haul Ke 33‘
Jadi Ajang Pasang Muka Bagi Sejumlah  BALON BUP
SELATPANJANG – Kegiatan Khaul Masyayikh ke 33 yang ditaja Badan Kerjasama Alumni Pondok Pesantren (BKAPP) di Desa Mengkirau Kecamatan Merbau, kabupaten kepulauan merantin Sabtu (09/01) kemarin,banyak menimbulkan deta tanda Tanya,pasalnya kegiatan yang di hadiri oleh ribuan kaum muslimin dan muslimat itu serat jadi robutan banyak tokoh yang disebut-sebut sebagai Bakal Calon (Balon) yang akan melaju pada Pemilu Kada kabupaten Kepulauan Meranti 3 Juni mendatang.
Berdasarkan Pantauan wartawan ini di lapangan, kegiatan haul ke 33 di desa mengkirau kecamatan merbau,itu selain banyak di hiasi spanduk maupun baliho sejumlah figure para kandidat balon bupati maupun wakil bupati dalam pemilu kada nanti, Di samping baliho ukuran besar juga tidak ketinggalan para tokoh yang di sebut-sebut bakal bertarung dalam pemilu kada, seperti halnya,Drs Irwan Nasir MSI Kasubdin Dispenda pimprov riau, Drs Syaid hasim mantan asisitenm 1 pimprov riau, Tokoh lain yang juga hadir antara lain adalah  H Muhammad Adil SH,  Drs H Tarmizi Tohor MA, Bapak Drs Murazal, M Taufikurrahman SH dan  Basiran SH MM,”
 sejumlah bakal calon kontestan Pemilu Kada Kepulauan Meranti terhadap pelaksanaan acara Haflah BKAPP itu, terlihat sesaat setelah sampai di Kota Teluk Belitung Kecamatan Merbau, usai menempuh perjalanan laut sekitar 45 menit menggunakan speedboat dari Kota Selatpanjang. Disepanjang tepian jalan menuju tempat acara, berdiri kokoh sejumlah Baliho ucapan selamat datang kepada Kafilah Khaul Masyayikh dari sejumlah tokoh yang disebut-sebut akan maju pada Pemilu Kada Kepulauan Meranti, diantaranya Drs Irwan Nasir (salah satu staf Dispenda Pemprov Kepri), Drs H Said Hasyim (Mantan Asisten I Sekdaprov Riau) dan sejumlah tokoh lainnya,
 “Banyak tu, fotolah semuanya,”  celetuk salah seorang warga yang melintas, saat wartawan ini  mengambil gambar salah satu baliho.Ditempat acara pembukaan Khaul Masyayikh, beberapa tokoh itu tampak duduk di barisan depan hadirin, sejajar dengan rombongan Sekdakab Kepulauan Meranti,Ketua Panitia Pelaksana Haflah BKAPP, Kilmah bin H Muhammad Nur SPd, dalam sambutannya mengungkapkan, selain pendanaan haflah berasal dari iuran anggota BKAPP dan Bantuan Pemerintah Kabupaten kepulauan Meranti, sebagian besar dana sumbangan acara tersebut berasal dari donasi para dermawan dan pengusaha. Diantara nama donatur yang disebutkan Kilmah, terdapat tokoh-tokoh yang saat ini santer akan maju menjadi Kandidat Bupati atau Wakil Bupati  pada Pemilu Kada Kepulauan Meranti mendatang,“Kami ucapkan terimakasih kepada sejumlah tokoh perorangan yang telah memberikan sumbangannya untuk kelancaran acara ini,  sebut Kilmah.
Beda halnya M Basar salah seorang peserta haul ke 33 yang hadir dalam acara itu ketika di mintai tanggapanya seputar banyaknya balon yang ambil bagian alam acara tersebut pihaknya mengatakan, pada prinsifnya mereka dating dengan berbagai maksut, itu hak mereka, sebab yang menilai adalah Allah, dan jika memang memiliki keinginan untuk maju dalam pemilu kada, itu sah-sah saja, tapi masyarakat harus ingat, pilihkan dari mereka-mereka itu yang bisa mengangkat martabat serta perekonomian masyarakat meranti ini, jangan sampai kita salah pilih karena akan merugikan kita kedepanya,
Sementara itu sejumlah tokoh yang hadir, dan di sebut-sebut akan mengikuti pemili kada kabupaten kepulauan meranti, tidak satupun yang mau di komfirmasi wartawan yang hadir,bahkan mereka terkesan mengindar.”
Komoditi Ekspor,Atau Untuk Makan
Penjarahan Hutan Bakau Di Kepulauan Meranti  Mengkhawatirkan
Kepulauan Meranti.Sebagai daerah kepulauan, kabupaten kepulauan meranti menyimpan berbagai kekayaan alam yang sangat melimpah, Salah satunya adalah sumber daya alam kayu bakau yang dapat di gunakan untuk bahan baku arang yang memiliki nilai ekonomis sangat tinggi di pasaran luar negeri, Namun sayangnya hal itu masih sangat minim sekali di perhatikan sehingga sering di manfaatkan oleh oknum atau pihak-pihak yang hanya mementingkan perutnya sendiri tanpa mengutamakan kepentingan umum.
“Sejak Sejak tanggal 31 desember 2006 lalu sesuai surat edaran bupati bengkalis tentang perizinan usaha pengelolaan arang, Bupati bengkalis  tidak lagi mengeluarkan izin baru maupun mempanjangan izin usaha mereka,dan alasanya pun tidak jelas, yang pasti, dengan berahirnya massa perizinan mereka panglung arang, maka tidak ada lagi yang namanya perpanjangan izin pengelolaan arang yang di keluarkan oleh pemerintah daerah, ujar Jenri salah seorang aktifis lingkungan hidup asal kepri yang saat ini sedang mendalami dampak dari pembabatan hutan di wilayah kepulauan meranti.

Namun sayangnya sejak tanggal 31 deseember 2006 lalu hingga  detik ini tidak satu pun di antara puluhan pengusaha panglung arang yang tergabung dalam kopsilva selatpanjang mengikuti keputusan bupati bengkalis tentang larangan agar terhadap penebangan kayu bakau,Hal ini dapat kita buktikan jika berdasarkan data yang kami peroleh di lapangan, dengan mendatangi sebagian besar panglung arang yang ada di wilayah kepulauan meranti, Tidak satupun di antara mereka yang menghentikan usaha mereka, di karenakan tidak mendapatkan perpanjangan izin.
Lanjut Jenri, Dengan masih aktifnya mereka memproduksi kayu bakau yanag di tebang dari hutan bakau di wilayah ini, sudah barang tentu di karenakan mereka tidak memiliki izin sesuai perizinan yang selama ini mereka miliki, sama saja mereka itu menyepelekan atau tidak mengindahkan aturan hokum di negeri kita,
“Atas kondisi ini kami minta kepada dinas kehutanan kabupaten kepulauan meranti, aparat penegak hokum baik kepolisian, kajaksanaan serta lembaha pemerhati lingkungan hidup yang ada di Negara kesatuan republic indinesia ini, agar menangkap pelaku penjarahan hutan bakau yang di dalangi oleh puluhan pengusaha panglung arang itu, apa lagi mereka secara nyata bernaung di bawah lembaga hokum sebuah koperasi yang namanya kopsilva selatpanjang, parahnya lagi mereka mereka itu jumlahnya mencapai 70 an pengusaha, Ujar Jenri dan dampini Jeni salah seorang aktifis lingkungan hidup itu.

Menurut Jenri,kalau memang benar benar mereka itu pengusaha dan benaung di bawah lembaga hokum, dalam menjalankan aktifitasnya sehafrusnya mengikuti aturan hokum, bukan malam membalikan fakta hokum, di sinikan sangat jelas, mereka mengobrak abrik hutan bakau, guna mendapatkan uang dari hasil penjualan arang di luar negeri, jadi itu namamnya bukan mencari makan, tetapi sudah mencari kekayaan dari hasil penjarahan isi alam yang di miliki daerah ini,sebab kalau untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak mungkin komoditi ekspor terbesar di daerah ini yang mereka lakukan,

 Lanjut Jeneri yang saat ini mengaku masih berada di wilayah kepulauan merbau dalam melakukan penelitian terhadap aktifitas pembabatan hutan bakau serta dampak yang akan dim timbulkan terhadap lingkungan serta kegidupan masyarakat kedepanya, Perlu di tegaskan, keberadaan hutan bakau yang ada di wilayah pesisir timur daerah propinsi riau ini sekiranya agar di hentikan dengan segera,Sebab hutan bakau yang ada memiliki pernanan yang  sangat besar di dalam mencegah pengaruh perubahan iklim dunia, bahkan sepertitiga hutan bakau  di riau masuk dalam kategori daerah penghasil karbon terbesar di dunia, sehingga keberadaanya sangat di perlukan untuk mengendalikan pemanasan global yang saat ini selalu menjadi perhatian dunia.
 Di samping itu, akibat pembabatan hutan bakau, yang tidak mengenal kecil atau batang besar, membuat hutan bakau yang saat ini keberadaanya semakin hari semakin menipis dan di pastikan akan gundul, dan tidak  bisa di pungkiri, akibat pengaruh iklim dunia, (global worlning) pulau pulau yang ada di wilayah kepulauan meranti lambat laun akan hilang sama rata dengan laut, sebab sekarang ini aja ribuan pulau di Indonesia sudah hilang akibat naiknya permukaan air laut, yang di sebabkan oleh pengarus iklim.maka daerah ini juga akan mengalami hal yang sama, apalagi daranan di kepulauan merantin ini hanya 2 meter dari permukaan laut,
 Sebagai bukti, ada beberapa pulau di propinsi kepri, yang dulunya bisa di pergunakan untuk masyarakat sebagai ladang, saat ini pulau itu sudah tenggelam oleh genangai air laut, di samping itu juga sudah ada beberapa pulau yang hilang akibat naiknya permukaan air laut.lebih dari itu, dengan kekayaan alam yang di miliki oleh daerah kepulauan meranti, dan di sebut-sebut sebagi jantunya atau paru-paru dinia, hendaknya prestasi itu di pertahankan oleh semua pihak.jangan di biarkan habis oleh tangan-tangan jahil yang mengatasnamakan pengusaha, sebab jika memang pengusaha, kenapa tidak mengikuti aturan yang ada di daerah ini,
 Apa lagi selama beberapa tahun ini, aktifitas mereka yang mengelola hutan bakau selain tidak di bekali izin, ternyata umumnya pengusaha malah tidak mau melakukan penanaman kayu bakau kembali, di samping itu, apa untungnya bagi daerah dan masyarakat ini di massa yang akan datang, jika pembabatan hutan bakau terus di lakukan.
 Jika memang kegiatan mereka untuk peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah, setidaknya harus di lakukan pengkajian secara ilmiah, baik dampak terhadap lingkungan sekitar, jadi jangan asal mengatas namakan kepentingan perut namun melalaikan dampak yang akan timbul di kemudian hari, sebab kami yakin selama inin akibat pembabatan hutan bakau di wilayah meranti, sudah barang tentu tidak akan memberikan kontribusi pajak kepada daerah, karena tidak ada dasar hokum untuk merik pajak retribusi, seperti tidak adanya izin, apa lagi kayu bakau itu setelah di olah/di baker ternyata di ekspor.



Terkait Penyalahgunaan BBM Subsisi
UCOK DEWAN,”JIKA TIDAK ADA TANGGAPAN,KASUSNYA AKAN KITA BAWA KE JALUR HUKUM”

SELATPANJANG.Sejumlah kalangan mendesak agar Dinas pemukiman dan prasarana wilayah kabupaten bengkalis, Menindak tegas PT Zalco hanoviah kontraktor pelaksana pembangunan jalan utama permubi di selatpanjang, Pasalnya perusahaan kontraktor itu  telah menyalahi atuarn dalam pelaksanaan pembangunan dengan cara menggunakan bahan material subsidi berupa minyak tanah dan solar subsdi yang menjadi langka di pasaran, sehingga membuat masyarakat resah.
Amyulis alias ucok anggota DPRD kabupaten kepulauan meranti dari partai bintang reformasi yang berhasil meraih suara perorang terbanyak dalam pemilihan anggota dewan beberapa waktu lalu, kepada wartawan ini senin (11/01) pihaknya menilai persoalan itu ada indikasi permaian antara kontraktor dengan disperindagkop dan UKM yang ada di daerah ini,”Jika memang itu benar, berarti ada permaian antara disperindag dangan kontraktor serta aparat dan instasi terkait,sebab yang namanya minyak subsidi itu di peruntukan untuk masyarakat umum, bukan untuk perusahaan sekelas perusahaan kontraktor jalan hotmik yang menggunakan dana APBD milyaran rupiah.
Lebih dari itu Amyurlis yang lebih tenar dengan sebuta pak ucok  pihaknya mempertanyakan kredilibilitas APMS HUSNA maupun pangkalan nakal yang sengaja menjual minyak subsidi ke perusahaan pengelolaan aspal di dusun gogok desa insit, Sepengetahuan saya, APMS HUNSA maupun pangkalan nakal lainya, sudah sering di sebut-sebut melakukan pelanggaran izin maupun aturan pendistribusian minyak subsidi, Tapi kenapa masih di biarkan mereka terus leluasa melakukan kesalahan, Seyogyanya agen maupun pemilik pangkalan nakal itu tidak lagi di beri wewenang dalam pendistribusian minyak subsidi, yang ahirnya akan menyengsarakan masyarakat.
Untuk itu terkait kasus penyalah gunaan minyak subsidi yang di lakukan oleh APMS HUSNA dan pangkalan nakal, Berkerja sama dengan rekanan kontraktor pembangunan jalan hotmik dengan menggunakan bahan material minyak tanah dan solar subsidi, kami tegaskanya agar instasi dan aparatur terkait mengusut hingga tuntas kasus ini,”kami minta kasus ini di usut hingga tuntas sampai ke akar-akarnya,
Sebab aktifitas mereka sudah merugikan masyarakat yang seharusnya menikmati minyak subsidi jadi terhambat, di samping itu kami harapkan kepada diskimprasiwil bengkalis ahar menindak tegas rekanan kontraktor yang telah melanggar aturan pelaksanaan dan pengerjaan proyek, yang menggunakan material subsidi,dan kami tegaskan jika kasus ini tidak di ungkat hingga tuntas, maka kami selaku wakil rakat akan mengusut hingga tuntas persoalan ini,tentunya akan kita bawa ke jalur hokum. Ancamnya.
Berdasarkan data yang berhasil di himpun wartawan ini di lapangan aksi pemborongan minyak tanah dan solar subsidi yang di lakukan oleh perusahaan/Industri penggorengan aspal yang berada di dusun gogok desa insit kecamatan tebing tinggi barat selama bulan desember 2009 lalu,Yang  menyebabkan terjadinya kelangkaan kedua jenis minyak subsidi itu di kota selatpanjang dan sekitaranya Dan hamper terjadi selama satu bulan penuh itu,Jumlahnya  tercatat bekisar 20500 liter lebih.
Di antara  jadwal dan waktu  pendisitribusian minyak solar dan minyak tanah subsdi yang di lakukan oleh APMS HUSNA dan pangkalan nakal antara lain sebagai berikut.Pada tanggal 04 desember 2009 sekitar pukul 14.30 wib, sebanyak 10 drum(2000 liter) minyak tanah sedang di bongkar di areal AMP, minyak itu berasal dari salah satu pemilik pangkalan.

Selanjutnya pada hari senin (14/12/09) dan hari selasa (15/12/09), pendistribusian melalui tranportasi lalu, menggunakan KM meranti jaya, Dengan perincian dalam dua hari adalah 20 drum (4000 liter) minyak solar subsidi itu di suplay dari awat pemilik pangkalan yang berada di sungai juling ujung,yang berasal dari APMS Husna(Awan pemilik minimarket inkomik) yang berada di jalan imam bonjol kota Selatpanjang.sehingga dalam dua hari itu, minyak solar subsidi yang masuk ke industri berjumlah 40 drum(8000 liter) minyak solar subsidi.

Berikutnya, pada tanggal 19 desember 2009 sekitar pukul 11,30 WIB, kurang lebih 2 ton minyak solar subsidi yang berasal dari APMS Husna/Awan,yang di bawa oleh kapal tanpa namaGT.06 khusus sewaan APMS untuk pendistribusian minyak APMS.pada hari senin tanggal 21 desember 2009 pukul 11.30 Wib siang, Mengunakan kapal  yang sama ( point 3 ) sebanyak lebih kurang  1.200 L , Minyak Tanah Subsidi yang berasal dari Apms Husna/ Awan.Rabu Tagl. 23 Desember 2009, Pukul 14.00 Wib Sore , Kapal yang sama (Point 3) , minyak solar Subsidi  lebih kurang 8.000 L, berasal dari APMS Husna /Awan.

Pembelian Minyak Subsidi yang begitu banyak ini mengakibatkan Kelangkaan Minyak Tanah dan Solar di Kalangan masyarakat bawah, khususnya yang ada di Wilayah Kerja Proyek Tersebut Yaitu Antara Kec. Tebing Tinggi dan Tebing Tinggi  Barat . Inilah akibat persekongkolan antara Kontraktor /Pemilik AMP  dan Pemilik APMS  Husna sebagai Penyalur Minyak Bersubsidi.